Minggu, 20 Oktober 2013

Bersama PKB, Perjuangkan Aspirasi Politik NU untuk Bangsa

PUNCAK peringatan Harlah ke-85 Nahdlatul Ulama (NU) berlangsung meriah di Stadion Gelora Bung Karno, kemarin. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan representasi gerakan politik sengaja didirikan untuk melanjutkan perjuangan aspirasi politik kaum Nahdliyin. Seperti apa sejarahnya” Berikut petikan wawancara Hari Azhari, Wartawan INDOPOS, dengan Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Kenapa pergerakan politik NU harus melalui wadah PKB?

Pada masa reformasi muncul kesadaran baru bahwa NU perlu kembali ke khittoh sebagai kekuatan sosial keagamaan, ekonomi dan budaya. Kesadaran itu sebagai evaluasi untuk membagi perjuangan kaum Nahdliyin. Yakni NU mengurusi bagian sosial keagamaan, ekonomi, dan budaya. Sementara, untuk melanjutkan perjuangan politiknya didirikanlah partai sekitar 1997-1998 dengan nama PKB sebagai alat perjuangan politik NU. Keputusan itulah yang membuat NU tidak terlibat langsung dalam politik praktis lagi, tidak lagi memiliki dua fungsi seperti pada masa orde lama, yaitu sebagai ormas dan di sisi lain sebagai parpol.

NU dikenal sebagai ormas kaum Nahdliyin, kenapa juga harus berpolitik?

Dalam sejarahnya, ormas yang kini bernama NU itu berawal dari dua kelompok gerakan, yaitu Raisul Fikr atau Taswirul Afkar, kelompok atau gerakan intelektual, dan Nahdlatut Tujjar yakni kelompok pengembangan ekonomi yang berbasis pada gerakan para pedagang atau pengusaha. Kedua kelompok ini yang akhirnya menjadi kekuatan NU sebagai pergerakan yang concern pada sosial, keagamaan, ekonomi, budaya dan politik.
Artinya, yang harus kita pahami bahwa NU bukanlah semata ormas yang memiliki paham keagamaan, tapi juga paham kebangsaan yang lahir atas perkawinan antara Islam dan tradisi budaya.

Dengan berdirinya PKB, apakah NU sudah tidak berpolitik lagi?

NU secara organisasi memang sudah tidak ikut dalam politik praktis, hanya sebagai gerakan di bidang sosial keagamaan dan budaya. Tapi dengan lahirnya PKB tentu gerakan politik NU tetap berjalan. Sebab, PKB itu sendiri dilahirkan atas dua mandat. Yaitu lahir dari dinamika reformasi sebagai logika demokrasi, serta sebagai anak kandung dalam gerakan politik NU. Dengan mandat itu, peran politik kaum Nahdliyin yang dulunya menjadi kesatuan di tubuh NU sekarang dipisah di dalam gerakan politik PKB.

Tahun ini PKB memasuki usia ke 13. Apa harapan Anda?

Dalam momentum Harlah ke-13 ini, kami memiliki beberapa agenda yang diberi nama konsolidasi tahap II. Salah satu agendanya adalah adanya kesadaran menyikapi perbedaan pendapat sebagai hal wajar. Perbedaan pandangan jangan lagi diposisikan sebagai sesuatu yang mengancam integritas antar kader, sehingga berimbas pada permusuhan. Karenanya, itulah yang disebut sebagai upaya untuk membangun tradisi politik yang sehat dalam parpol.

Sebagai anak kandung NU, apa harapan PKB dengan usia ke-85 NU?

Setelah NU berkembang dan besar, yang perlu dipahami para generasi mudanya adalah bahwa pencapaian tersebut dilakukan dengan serba keterbatasan para pendiri dan pengembang NU. Mereka bekerja dan bergerak dengan tanpa fasilitas memadai. Para pendahulu kita bekerja dengan tiga modal, yaitu keikhlasan mengabdi, kecerdasan menyampaikan ajaran NU, dan kepemimpinan yang baik.Modal tersebut yang menjadikan NU besar sampai menjadi kekuatan sangat luar biasa di tanah air ini, meski dalam kondisi serba keterbatasan sarana dan pra sarana.
Karena itu, generasi muda NU dan PKB harus menjadikan sejarah itu sebagai spirit untuk melakukan pengembangan dan gerakan-gerakan lebih cangih lagi, sehubungan kondisi sekarang yang serba modern ini. Jika kita bisa melakukan itu, berarti kita tidak salah memaknai Harlah NU yang sudah memasuki usia renta ini.Sebab, yang menjadi cita-cita NU itu adalah menjadi tujuan dari perjuangan PKB, untuk mengabdikan diri buat bangsa dan negara. NU di luar Jawa kurang kuat, tapi PKB cukup kuat bahkan terbentuk hingga ranting atau desa dan perkampungan. Tapi di Jawa NU sangat kuat, sebaliknya PKB agak kurang.Di sinilah maka terjadi saling menopang antara PKB dan NU, dengan fungsi dan perannya masing-masing. Tapi kondisi PKB saat ini, Insya Allah sudah kuat dan mengakar, ibarat pohon akarnya makin kuat ke bawah dan makin menjulang ke atas.

HMJS

1 komentar: